Kehidupan Kolektif dan Definisi Masyarakat
KEHIDUPAN
KOLEKTIF DAN DEFINISI MASYARAKAT
Kehidupan kolektif dalam alam binatang tidak hanya manusia saja,
melainkan juga banyak jenis makhluk hidup lainnya yang hidup bersama
individu-individu sejenisnya dalam gabungan. Dari ilmu mikrobiologi misalnya
kita mengetahui bahwa banyak jenis protozoa hidup bersama makhluk sel sejenis
dalam suatu kolektif sebanyak ribuan sel yang masing masing tetap merupakan
individu sendiri.
Kita juga mengatahui bahwa banyak
jenis serangga seperti, semut, lebah, belalang dan lain lain yang hidup secara
kolektif. Dalam kolektif serangga seperti itu pun dapat kita amati adanya
pembagian kerja yang luas antara berbagi sub-kolektif individu. Ada beberapa
jenis semut yang menurut para ahli terbagi 16 sub-kolektif yang salah satu dari
16 fungsi hidup yang berbeda-beda. Dari mempelajari kolektif-kolektif binatang
seperti itu kita dapat mengabstaksikan beberapa cirri yang dapat kita anggap
cirri khas kehidupan kolektif :
Pembagian kerja yang tetap
antara berbagai macam sub-kesatuan atau golongan individu dalam kolektif untuk
melaksanakan berbagai macam fungsi
hidup. Ketergantungan individu kepada individu lain dalam kolektif
sebagai akibat dari pembagian kerja. Kerja sama antar individu yang disebabkan
karena sifat ketergantungan. Komunikasi antar individu yang diperlukan guna
melaksanakan kerja sama. Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu
warga kolektifdan individu dari luar.
Mengenai azas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah itu
beberapa ahli filsafat seperti H.Spencer pernah menyatakan bahwa azas egoism
atau azas mendahulukan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan yang lain,
mutlak perlu bagi jenis jenis makhluk hidup untuk bertahan hidup. Hanya sikap
egois yang dapat membuat makhluk sedemikian kuatnya, sehingga ia cocok dengan
alam untuk dapat bertahan hidup . sikap egois memungkinkan ‘the survival of the
fittest’
Oleh karena itu pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil
pelajaran, maka ita mudah dapat mengerti bahwa pola pola tindakan dapat berubah
lebih cepat dari pada perubahan bentuk organismannya. Apabila misalnya pola kelakuan dan hidup
kolektif serangga lebah serta bentuk sarangnya tidak berubah sejak ratusan
angkatan ia berada di alam bumi maka dengan pola tingkah laku manusia tidaklah
demikian.
BERBAGAI
WUJUD KOLEKTIF MANUSIA
Manusia dimuka bumi masa kini berjumlah lebih dari tiga miliyar,
dan seluruh makhluk jenis homo sapiens itu menampakkan suatu aneka warna yang
disebabkan oleh cirri-ciri ras kaukasoid, mongoloid, negroid, serta beberapa
cirri lain yang berbeda-beda. Namun seperti apa perbedaan tersebut tidak menimbulkan
warna-warna dalam pola tingkah laku manusia.
Aneka warna dan tingkah laku manusia memang tidak disebkan karena
ciri-ciri ras, melainkan Karena kolektif kolektif manusia itu bergaul dan
interaksi. Di desa di Bali ada kelompok kelompok kekerabatan seperti dadia dan
karang dan adapula organisasi organisasi
untuk mengurus pertanian dari irigasi yang bernama subak ada organisasi untuk
melaksanakan suatu pertukangan yang bernama seka, seperti seka patung, seka besi,
seka ukir, seka pelukis dll.
UNSUR
UNSUR MASYARAKAT
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan
bahwa memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam kesatuan
tadi. Adanya prasarana untuk berinteraksi memang menyebabkan bahwa warga dari
satu kolektif manusia itu akan salimg berinteraksi. Sebaliknya, adanya hanya
suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari satu
kesatuan manusia itu benar-benar akan berinteraksi.
Kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas komunitas,
dan rasa loyalitas terhadap komunitas sendiri, merupakan cirri-ciri suatu
komunitas dan pangkal dari perasaan seperti patriotism, nasionalisme dan
sebagainya, yang biasanya bersangkutan dengan Negara. Diatas kesatuan hidup
manusia disuatu Negara, desa, atau kota, juga kita sebut ‘masyarakat’ .
Katagori social adalah kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu
kompleks cirri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia.
Golongan social berbeda dengan konsep katagori social terurai di
atas, ada konsep lain yaitu golongan social. Konsep ini dalam buku-buku
pelajaran ilmu antropologi atau sosiologi dalam bahasa asing jarang diasingkan
dari konsep katagori social tadi, dan kedua-duanya biasanya memang disebut
dengan satu istilah yang sama, yaitu social category, dan memang sering juga
dianggap sebagai konsep saja.
Suatu golongan social juga merupakan suatu kesatuan manusia yang
ditandai oleh suatu cirri tertentu, bahkan seringkali cirri itu juga di kenakan
kepada mereka oleh pihak luar kalangannya sendiri. Golongan social dapat timbul
karena adanya pandangan negative dari
orang-orang lain.
A.Kategori
sosial
Masyarakat
sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung
kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu mempunyai
syarat pengikat yang sama dengan suatu masyarakat.
Kategori
sosial adalah suatu kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri
atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan pada
manuisa-manusia itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak luar
kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu
maksud praktis tertentu. Contohnya, dalam masyarkat suatu Negara ditentukan
malalui hukumnya bahwa ada kategori warga diatas umur 18 tahun, dan kategori
warga berumur dibawah 18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga
ynag mempunyai hak pilih dan warga yang tidak mempunyai hak pilih dalam
pemilihan umum.
Suatu
kategori sosial biasanya tidak terikat oleh kesatuan adat, system nilai, atau
norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, organisasi, dan
pimpinan.
B.Golongan sosial
Kategori
sosial dan golongan sosial sering sering dianggap sebagai suatu konsep yang
sama, namun pada kenyataannya mempunyai unsur-unsur perbedaan yang jelas. Suatu
golongan sosial juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu
ciri tertentu. Sering kali ciri itu dikenakan pada mereka dari pihak luar
kalangan merka sendiri. Meski demikian, golongan sosial mempunyai ikatan identitas
soaial. Hal itu dapat disebabkan karena kesadaran identitas itu tumbuh sebagai
respon atau reaksi terhadap cara pihak luar memandang golongn sosial tadi.
Mungkin juga karena golongan itu memang terikat oleh suatu system niali, norma,
dan adat istiadat tertentu.
Suatu
golongan sosial dapat juga timbul karena adanya pandangan negative dari orang
lain diluar golongan itu. Misalnya: golongan negro dalam masyarkat Negara
amerika serikat, disebabkan ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan
membedakan mereka dari warga Negara amerika serikat lainnya yang memiliki
ciriciri khas kaukasoid.
Dalam
masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut golingn sosial,
yaitu lapiasan atau kelas sosial. Dalam masyarakat kuno ada lapisan-lapisan seperti
lapisn bangsawan, lapisan orang biasa, dan lapisan budak. Lapisan atau golonagn
semacam itu terjadi karena manusia yang dikelaskan mempunyai suatu gaya hidup
yang khas.
C. Kelompok dan perkumpulan
Suatu
kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memnuhi
syarat-syaratnya, selain ciri-ciri yang ada dalam masyarakat juga mempunyai
ciri tambahan, yaitu organisasi dan pimpinan, dan selalu tampak sebagai
kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang secra berulang berkumpul
dan kemudian bubar lagi.
Untuk
menghindari kesalah pahaman digunakan istilah lain dalam bahas Indonesia yang
mempunyai arti lebih jelas untuk menyebut kedua macam kelompok dan organisasi.
Association diterjemahkann dengan istilah perkumpulan. Dasar organisasinya adalah
organisasi buatan. Group diterjemahkan denagn istilah kelompok, atau menurut
Cooley kelompok primer. Dasar organisasinya adalah organisasi adat.
Suatu
kelompok primer dengan organisasi adat, biasanya mempunyai system pimpinan yang
berbeda sifatnya dari pada perkumpulan dengan oarganisasi buatan. Pimpinan
kelompok lebih berlandaskan kewibawaan dan karisma, sedangkan hubungan dengan
warga kelompok yang dipimpin lebih berdasarkan hubungn asas perorangan.
Sebaliknya, pimpinan perkumpulan biasanya lebih berlandaskan wewenang dan
hukum, sedangkan hubungan dengan anggota kelompok yang dpimpin lebih
berandaskan hubungan anonym dan asas guna.
TABEL 1
PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN
PERKUMPULAN
KELOMPOK
|
PERKUMPULAN
|
PRIMARI GROUP
|
ASSOCIATION
|
GAME INSCHAFT
|
GESELLSCHAFT
|
SOLIDARITE
MECHANIQUE
|
SOLIDARITE
ORGANIQUE
|
HUBUNGAN
FAMILISTIC
|
HUBUNGAN
CONTRACTUAL
|
DASAR
ORGANISASI ADAT
|
DASAR
ORGANISASI BUATAN
|
PIMPINAN
BERDASARKAN KEWIBAWAAN DAN KARISMA
|
PIMPINAN
BERDASARKAN WEWENANG DAN HUKUM
|
HUBUNGAM
BERAZAS PERORANGAN
|
HUBUNGAN
ANONIM DAN BERAZAN GUNA
|
Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip serta keperluannya
atau fungsinya:
· Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk mengajukan
pendidikan dalam masyarakat.
· Ada perkumpulan untuk mengajukan ilmu pengetahuan seperti himpunan
untuk pengembangan ilmu-ilmu social,
atau organisasi-organisasi profesi sekaligus juga bertujuan mengajukan ilmu
dari profesi bersangkutan
· Ada perkumpulan yang bertujuan untuk memajukan kesenian.
· Ada perkumpulan yang bertujuan untuk melaksanakan
aktivitas-aktivitas keagamaan.
· Ada pula keperluan yang berdasarkan keperluan manusia untuk
aktivitas politik.
Masih banyak macam perkumpulan lain yang tidak perlu disebutkan
semuanya, perkumpulan diatas dapat diangggap sebagai beberapa contoh diantara berpuluh macam perkumpulan lain yang
mungkin ada dalam suatu masyarakat yang
kompleks.
PRANATA
SOSIAL
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam
hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai
kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing
social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang
mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono
Soekanto. Lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan kata lain, pranata sosial merupakan kumpulan norma
(sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Secara umum, pranata sosial mempunyai beberapa fungsi. Berikut ini
fungsi-fungsi pranata sosial.
a.
Memberikan
pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.
b.
Menjaga
keutuhan dan integrasi masyarakat.
c.
Memberikan
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya
sistem pengawasan masyarakat
terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar yaitu fungsi manifes (nyata) dan fungsi laten (terselubung).
a.
manifes
adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan menjadi harapan
sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi
reproduksi yaitu mengatur hubugnan seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b.
Fungsi
laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan tidak
diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai
fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari perilaku
menyimpang.
Meskipun
pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di
masyarakat memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan
norma sosial. Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah
meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.
b.
Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.
c.
Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d.
Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
e. Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat
Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu.
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu.
f. Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata
sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya
mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi untuk
menghasilkan barang.
Menurut
para sarjana, semua pranata dapat di klaskan delapan golongan, yaitu:
·
Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan
kehidupan kekerabatan, yaitu sering disebut khinsip atau domestic institutions.
Contoh: perkawinan, tolong-menolong antar kerabat, pengasuhan
kanak-kanak, sopan santun pergaulan antar kerabat.
·
Pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
manusia untuk mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan,
mendistribusikan hasil produksi dan harta adalah economic institutions.
Contoh: pertanian,
perternakan, pemburuan, feodaisme, industry, barter, koperasi.
·
Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan
penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang
berguna adalah educationinstitutions.
Contoh: pengasuhan kanak-kanak, pendidikan rakyat, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf.
·
Pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan ilmiah
manusia, menyelami alam semesta sekililingnya, adalah scientific institution.
Contoh: metodologi ilmiah penelitian, pendidikan ilmiah.
·
Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia
untuk mehayatkan rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.
Contoh: seni rupa, seni suara, seni garak, seni dram.
·
Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia
untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam gaib adalah
religious institutions.
Contoh: doa, kenduri,
upacara, bertapa, ceramah, ilmu gaib.
·
Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia
untuk mengantar dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan
masyarakat, adalah political institutions.
Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan,
kedokteran.
Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma
yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam
hidup bermasyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di depan, pranata sosial di
masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi pranata tersebut terwujud
dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam pranata
sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata
keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata
politik.
a. Pranata Keluarga
Pranata
keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga
dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh
pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat,
pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup
masyarakat.
b . Pranata Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketenteraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan.
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketenteraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan.
c . Pranata Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi produksi, peran pranata ekonomi distribusi, dan peran pranata ekonomi konsumsi.
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi produksi, peran pranata ekonomi distribusi, dan peran pranata ekonomi konsumsi.
d . Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan
pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada
beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu
pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari
(pendidikan informal).
Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam:
a) meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri;
b) membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis; serta
c) mengembangkan sikap cinta tanah air.
Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam:
a) meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri;
b) membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis; serta
c) mengembangkan sikap cinta tanah air.
e . Pranata Politik
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini.
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini.
a) Pancasila
b) Undang-Undang Dasar 1945
c) Ketetapan MPR
d) Undang-Undang
e) Peraturan Pemerintah
f) Keputusan Presiden
g) Keputusan Menteri
h) Peraturan Daerah
TABEL
III
PERBEDAAN
ANTARA LEMBAGA DAN PRANATA
LEMBAGA, INSTITUTE, ORGANISASI
|
PRANATA , INSTITUTION
|
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
|
PENDIDIKAN TEKNOLOGI
|
INSTITUT AGAMA ISLAM
|
PENDIDIKAN AGAMA
|
LEMBAGA EKONOMIDAN KEMASYARAKATAN NASIONAL
|
PENILITIAN MASYARAKAT
|
KOMPAS, PENERBIT
|
JURNALISTIK
|
DEPARTEMEN HANKAM
|
KEAMANAN NEGARA
|
DIVISI SILIWANGI
|
PERANG
|
PSSI
|
OLAHRAGA SEPAKBOLA
|
Jumlah pranata dalam masyarakat selalu bertambah, terutama
dalam maasyarakat yang sedang berkembang, oleh karena itu berrda dalam keadaan
transisi dari masyarakat agrarian ke masyarakat industry. Untuk tiap individu
dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat di peroleh
dengan usaha, golongan yang pertama disebut kedudukan tergariskan, dan yang
kedua disebut kedudukan yang diusahakan.
INTEGRASI
MASYARAKAT
Struktur
social dalam hal menganalisa seorang peneliti memerinci kehidupan masyarakat
itu ke dalam unsurnya yaitu pranata, kedudukan social dan peranan social,
walaupun demikian tujuan si peneliti adalah untuk kemudian mencapai pengertian
mengenai prinsip-prinsip kaitan berbagai unsure masyarakat.
Konsep social structure pertama kali di kembangkan oleh
seorang tokoh dalam ilmu antropologi yaitu A.R. Radciiffe Brown. Sarjana
antropologi inggris ini hidup diantara 1881-1955, yang diantara lain pernah
melakukan penelitian diantara orang-orang pygmee di kepulauan adaman di teluk
bagali disebelah sumatera.
Dasar pikirannya mengenai struktur social itu
secara singkat adalah seperti yang terurai dibawah ini:
1.
Pusat dari penelitian masyarakat dimuka bumi ini,
serupa dengan penelitian ilmu kimia yang memusatkan perhatianterhadap susunan
hubungan antara individu-individu yang menyebabkan adanya berbagai sisitem
masyarakat.
2.
Struktur dari suatu masyarakat itu mengendalikan
tindakan individu dalam masyarakat, tetapi tidak nampak oleh seorang peneliti
dengan sekejap pandangan dan harus diabstrakkan secara induksi dari kenyataan
kehidupan masyarakat yang komplek.
3.
Hubungan interaksi antar individu dalam masyarakat
adalah hal yang konkret yang dapat diobservasi dan dapat dicatat.
4.
Dengan struktur social itu seorang paneliti
kemudian kemudia ddapat mengelami latar belakang seluruh kehidupan suatu
masyarakat.
5.
Untuk mempelajari struktur social masyarakat di
perlukan suatu penelitian dilapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat
manusia yang hidup terikat oleh suatu desa, suatu bagian kota besar, suatu
kelompok berburu.
Analisa social structure, walaupun Radcliffe Brown
telah menguraikan kepada kita apakah konsep social structure itu, ia belum
pernah member petunjuk mengenai metodologi bagai manakah seorang peneliti harus
mengabstrakkan susunan social dari kenyataan hidup masyarakat.
BACAAN
UNTUK MEMPERDALAM PENGERTIAN
Organisasi
sosial dan struktur sosial
Organisasi social mencakup pranata-pranata yang menentukan
kedudukan lelaki dan perempuan dalam masyarakat dan dengan demikianmenyalurkan
hubungan pribadi mereka. Kategori ini pada umumnya dibagi dalam dua jenis atau
tingkat pranata-pranata, yaitu pranata yang tumbuh dari hubungan kekerabatan
dan pranata yang merupakan hasil dari ikatan antara perorangan berdasarkan
keinginan sendiri struktur-sturktur kekerabatan mencakup keluarga dan bentuk
kelompok yang merupakan keperluan keluarga suku atau klien.
Warner yang telah melakukan suatu peneliatian yang sangat
luas tentang struktur masyarakat di new England, Amerika serikat. Menghadapi
data-data yang dikumpulkannya dengan cara yang pada dasarnya sama dengan cara
batesan. Masyarakat baginya adalah “suatu kelompok perorangan yang berinteraksi
timbale balik”. Konsekuensinya adalah jika hubungan manapun dari konfigurasi
social tertentu rangsang.
Chappre yang juga mencurahkan perhatian terhadap interaksi
social pada hakikatnya mengambil sikap yang sama. “hamper seluruh kehidupan
seorang individu di habiskannya dengan mengadakan interaksi dengan individu
lain dalam pranata”. Bahwa pendekatan seperti ini melengkapi serta memperluas
arti dari perjanjian deskriptif tentang organisasi social seperti yang lazim
dengan penelitian terdahulu sudah pasti mutlak.
Tetapi, ini merupakan soal detil yang menyangkut perbaikan
tekhnik yang dibutuhkan untuk analisa-analisa yang paling efektif tentang
masalah interaksi sesama manusia menurut pranata-pranata social dari banyak kelompok
yang berbeda-beda yang juga berbeda-beda kebudayaan, jika yang hendak dicapai
adalah pengertian mengenai sifat manusia.
Kehidupan Kolektif dan Definisi Masyarakat
Reviewed by Unknown
on
09.33
Rating:
yuk bermain permainan tebak angka
BalasHapusDepoit hanya 20.000
bisa menang puluhan juta rupiah
gabung saja di sini
www.togelpelangi.com